Kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan, ada lempengan benua besar dan ada lempengan benua kecil. Diantara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar di kerak bumi. Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan ke arah permukaan bumi. Di beberapa tempat lempengan-lempengan itu bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat lainnya lempengan-lempengan tersebut bergerak saling mendekat dan bertabrakan. Lempengan-lempengan yang saling menjauh akan menyebabkan melebarnya dasar samudra, sedangkan lempengan-lempengan yang saling bertabrakan akan membentuk pegunungan.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma itu kemudian muncul ke permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Pada saat lempengan menurun melalui parit samudra maka lempengan benua tersebut mengeluarkan tekanan yang mengakibatkan di kawasan ini sering terjadi gempa.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma itu kemudian muncul ke permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Pada saat lempengan menurun melalui parit samudra maka lempengan benua tersebut mengeluarkan tekanan yang mengakibatkan di kawasan ini sering terjadi gempa.
1. Teori
Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori
Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng
Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik
pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang
terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik
kulit bumi. Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener,
seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of
Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat
sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental
drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua
terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga
mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng
tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar
yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair.
Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad
dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil
menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Berdasarkan
arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut:
a) Konvergen
Konvergen yaitu
gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng
tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi
palung laut atau lipatan. Zona atau tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona
konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia
yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan
pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh
lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya
jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar
samudra, disebut zona subduksi (subduction zone), contohnya,
tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik yang
menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. Di
wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api
b) Divergen
Divergen
yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan
saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar
pisah). Lempeng
bergerak saling menjauh ( berlawanan ). Pada
batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari
lapisan mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku
sehingga membentuk punggung laut.
c) Sesar
Mendatar (Transform),
Transform
yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.
Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan
Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang
membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara
sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat
bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona
transform). Terjadi
pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergersaran tidak menimbulkan
penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi patahan
( sesar ). Gerakan
ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik
2. Persebaran
Gunung Api
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah
yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi
material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut
umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Benarkah dan bagaimana itu
bisa terjadi? dari lempeng-lempeng yang bergerak adalah merupakan rangkaian
gunung api atau juga terdapat titik-titik pusat gempa. Pola dan sebaran
gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari keterkaitannya
dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik
secara tumbukan (konvergen), divergen, maupun berpapasan.
Saat ini gunung api yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah
yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut:
a. Di sekitar Samudera Pasifik
(sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45% tersebar dikepulauan Pasifik Bagian
Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.
b Di Indonesia (14%).
Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang 7.000 - 7.500 km
dan lebar 50 - 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung
timurnya.
c. Sisanya tersebar di busur
kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik. Sekitar 3% terletak di Pasifik
Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13%
di Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan
gunungapi bawah laut), dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara.
Sekitar 4%-nya terletak di tengah benua dan dikenal sebagai African Rift
System.
Gunung api tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar
83%, sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano. Penyebarannya
mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan
rekahan-rekahan kulit bumi.
Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan
lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan
Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia,
Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia
Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika, deretan
gunung apinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur ke samudera.
Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera Pasifik masing-masing
mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur pulau-pulau Bouier
dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di
Kepulauan Tonga dan Karnadek.
Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur
pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan
Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan
tinggi Asia. Gunung api bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat,
antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah
Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi,
terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi
sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar
aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber
mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur sesar aktif Palu
- Koro, di Sulawesi.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif
kira-kira 80 gunung saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas 3 barisan,
yakni:
a. Sumatra – Jawa – Nusa Tenggara –
sekitar laut banda
b. Halmahera dan Pulau-Pulau disebelah
baratnya.
c. Sulawesi Utara – Pulau sangihe –
Pulau Mindanao.
Beberapa gunung berapi di Indonesia yang sangat berbahaya letusannya
adalah Gunung Tambora di pulau sumbawa yang meletus tahun 1815, Gunung Krakatau
yang meletus tahun 1883, gunung kelud yang meletus tahun 1919, gunung merapi
yang meletus tahun 1930, Gunung Agung yang meletus tahun 1962/1963 dan gunung
galunggung yang meletus tahun 1982.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia,
yaitu:
a.
Sistem Sunda
b.
Sistem Busur Tepi Asia
c.
Sistem Sirkum Australia.
3. Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa
bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer.
moment magnitudo
adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir
tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar
bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya.
Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo
gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli .
Indonesia
merupakan negara yang memiliki titik gempa terbanyak di dunia, mencapai 129
titik. Selain itu, Indonesia merupakan negara rawan gempa terbesar di dunia
yang dapat menimbulkan gelombang tsunami. Titik gempa meliputi daerah selatan
Indonesia, mulai dari Pulau Sabang sampai Nusa Tenggara Timur, terus naik ke
Pulau Papua. Selanjutnya, masuk ke utara Indonesia sampai masuk ke gugusan
Filipina.
Peta Daerah Rawan Tsunami
Pemetaan daerah rawan gempa
di Indonesia yaitu NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung,
Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT.
Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan
Fak-Fak di Papua serta Balikpapan Kaltim. *)Sumber : Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Indonesia rawan terhadap gempa karena
Indonesia dikepung tiga lempeng tektonik, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api
Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.
The
Pasicif Ring of Fire
Cincin
api Pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik
dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan
lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Ini membentang
dari pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara,
melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia baru
dan kepulauan di Pasifik Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan
jumlah kurang lebih 240 gunung api, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif.
Beberapa
daerah seperti Aceh, Nabire, Alor, Bengkulu, pantai selatan Jawa, dan sejumlah
daerah rawan gempa lainnya telah di pasang alat pendeteksi bahaya gempa dan
tsunami berupa sistem peringatan dini (early
warning sytem) yang berfungsi sebagai “alarm” darurat jika sewaktu-waktu
datang gempa secara tak terduga. Implementasi sistem ini bisa diterapkan dengan
memasang rangkaian seismograph yang tersambung dengan satelit. National Ocean and Atmospheric
Administration (NOAA) USA telah menggunakan sensor bernama DART (Deep Oceaan Assesment and Reporting)
yang mampu mengukur perubahan gelombang laut akibat gempa bumi tektonik.
Untuk melengkapi pengetahuan anda
tentang teori lempeng tektonik, gunung api dan gempa bumi silakan browsing
melalui http://.www.google.co.id dengan
mengetik kata teori lempeng tektonik,
gunung api atau gempa bumi pada
kotak yang tersedia.
Atau ke URL http://cahya-save-our-earth.blogspot.com/
http://afriarengki.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
tipe lempeng tektonik di indonesia lain daripada tempat lain , sehingga jika bergeser sangat bisa menimbulkan gempa dahsyat
BalasHapus